Infestasi dan Pengendalian Kutu Busuk (Cimex lectularis)
Kutu busuk atau disebut juga sebagai kepinding merupakan hewan golongan serangga (insect) yang termasuk serangga dari ordo Hemiptera. Dikenal sebagai binatang ektoparasit atau parasit eksternal yang artinya hidup di luar tubuh inangnya dan mendapatkan makanan dengan menghisap darah mamalia. Serangga ini sering dijumpai di rumah, khususnya pada tempat tidur dan menimbulkan gigitan berupa bentol, terasa gatal atau panas. Kutu busuk memiliki tubuh berbentuk pipih dorsoventral, panjang 6-7mm, dan warna cokelat hingga kemerahan-cokelat. Siklus hidup kutu busuk dari telur hingga dewasa membutuhkan waktu sekitar 4 – 5 minggu. Bersifat nokturnal, tetapi pada kondisi tertentu seperti kelaparan akan mencari makan di siang hari. Ukuran tubuh yang kecil menjadikannya lincah untuk berpindah dari objek satu ke objek lain, bisa berupa manusia atau benda.
Kutu busuk bisa terbawa manusia secara tidak sengaja dengan cara menempel pada pakaian, tas, ataupun koper. Berikut ini adalah beberapa tempat yang sering ditemui kutu busuk:
- Furniture bekas :kutu busuk dapat bersarang di furniture bekas karena kondisi yang kotor, terpapar debu, dan tidak terawat
- Hotel /tempat penginapan :kebersihan tempat publik memang harus diperhatikan karena kebersihan orang yang datang berbeda-beda
- Transportasi umum : sebagai tempat dengan mobilisasi tinggi terhadap masuk/keluarnya orang
- Ruang publik : gedung bioskop, tempat duduk taman, ruang tunggu kereta, bandara menjadi tempat yang memiliki tingkat keberadaan kutu busuk karena banyaknya manusia di area tersebut
Tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah masuknya kutu busuk di dalam rumah maupun peyebarannya yaitu memastikan kebersihan perabotan rumah, menyingkirkan barang – barang berantakan, eliminasi tempat – tempat yang dapat dijadikan tempat persembunyian seperti retakan atau sobekan sofa, dan pastikan kebersihan pakaian atau bawaan setelah berpergian dari rumah.
Bahan alami yang berfungsi sebagai repellent kutu busuk yaitu minyak atsiri kulit jeruk manis. Minyak atsiri kulit jeruk manis mengandung senyawa d-Limonene (90,018%) yang memiliki karakter penolak dan memberikan efek mortalitas lebih dari 50% (Mursiti et al., 2019). Biopestisida yang terdapat kandungan Beauveria bassiana dalam kurun waktu 2-3 hari setelah paparan, menyebabkan persentase mortalitas 70-80% (Barbarin et al., 2017). Penggunaan biopestisida memiliki kelebihan ramah lingkungan dan bau yang menempel di permukaan benda tidak menimbulkan keracunan. Penggunaan biopestisida perlu diulang karena efek residunya mudah hilang di udara.
Pada kasus infestasi kutu busuk yang terdapat di perabot rumah dapat menggunakan teknik pita debu. Pembuatan teknik pita debu dilakukan melalui cara memasang pita kain selebar 3,8 cm pada kaki perabot rumah, kemudian bubuk dengan kandungan 1% cyflutrin. Penggunaan teknik pita yang diaplikasikan bersamaan dengan bubuk 1% cyflutrin memberikan hasil dari 0-12 minggu jumlah kutu busuk menurun 95% (Wang et al., 2013). Penggunaan campuran minyak esensial tumbuhan dengan kimia sintetik memberi efek menjanjikan terhadap penurunan populasi kutu busuk. Bahan kimia campuran 0,003% minyak cengkeh, 1% minyak peppermint, dan 1,3% natrium lauril sulfat menyebabkan 90% kematian nimfa kutu busuk dan 1% geraniol, 1% ekstrak cedar, dan 2% natrium lauril sulfat memberikan efek 90% kematian nimfa (Singh et al., 2014).