Toxorhynchites sp. si Agen Biologis
Nyamuk sudah sangat dikenal dalam kehidupan manusia sebagai serangga terbang yang merugikan karena merupakan vektor (perantara) suatu penyakit, ditambah bekas area penghisapannya di kulit akan menimbulkan rasa gatal dan reaksi alergi. Nyamuk merupakan vektor penyakit-penyakit mematikan seperti malaria, demam berdarah, chikungunya, dan zika. Menurut Rawal (2019), dari banyaknya jenis nyamuk yang merugikan, nyamuk Toxorhynchites sp. justru berperan penting dan bermanfaat bagi ekosistem Menurut Maksum et al. (2024), anggota sub-famili Toxorhynchitinae tidak memiliki bagian mulut sebagai penghisap darah. Larva dari sub-famili ini juga bertindak sebagai predator pada organisme air (sebagai agent biologis) sehingga dapat digunakan sebagai alat pengendali spesies nyamuk lain yang menjadi vektor suatu penyakit.
Toxorhynchites sp. umumnya disebut sebagai 'nyamuk gajah', atau 'pemakan nyamuk', sebagian karena ukurannya yang besar dan karena proboscis (jarum penghisap) yang besar dan melengkung ke bawah yang berfungsi untuk memakan nektar. Bentuk yang berbeda ini diadaptasi sebagai pemakan gula dan tidak memungkinkan nyamuk betina untuk mengkonsumsi substansi darah. Nyamuk jantan dan betina ini bersifat phytophagous (serangga pemakan tumbuhan) dan hanya memakan nektar dan zat-zat manis lainnya. Akibatnya, Toxorhynchites sp. tidak terlibat dalam penularan patogen ke manusia atau hewan dan tidak dianggap penting secara medis (Donald et al., 2020).
Menurut Kendie (2020), Toxorhynchites sp. telah diterima oleh umum sebagai agen biokontrol yang potensial untuk mengendalikan nyamuk vektor dalam berbagai situasi. Ada banyak upaya untuk menggunakannya untuk tujuan ini sejak awal abad ke-19, meskipun pada awalnya dengan tingkat keberhasilan yang relatif rendah yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang biologi umum nyamuk ini namun pengendalian biologis yang berhasil telah dilaporkan menggunakan spesies Toxorhynchites sp. di Jepang, Asia Tenggara, Karibia, dan Amerika Serikat.
Gambar 1. Nyamuk Toxorhynchites splendens dewasa
Sumber: Mosquito Taxonomic Invent
Dari semua jenis, Toxorhynchites splendens diindikasikan sebagai salah satu spesies yang paling penting untuk pengendalian nyamuk dan telah digunakan sebagai sistem terpadu dalam biokontrol nyamuk. Kemampuan larva Toxorhynchites splendens dalam mengkonsumsi larva Aedes aegypti telah diketahui sebanyak 20-25 ekor/hari. Untuk tujuan pengendalian nyamuk, larva spesies ini telah dilepaskan ke tempat penampungan air atau tempat perkembangbiakan Aedes aegypti, Aedes albopictus dan Culex quinquefasciatus. Dalam hal tersebut, larva Toxorhynchites splendens dapat membasmi larva nyamuk vektor secara total atau hampir seluruhnya dalam waktu 3-4 hari (Schiller et al., 2019).
Gambar 2. Larva Toxorhynchites sp. memakan larva Culex sp.
Sumber: Journal of Insect Science
Telur-telur ini berwarna putih cerah atau kekuningan, berbentuk lonjong dan diletakkan di permukaan air, baik di wadah alami maupun buatan, termasuk rongga pohon atau wadah air buatan manusia, seperti ban bekas atau pot bunga (Donald et al., 2020). Menurut Muhamat et al. (2021), Toxorhynchites splendens menghasilkan rata-rata 14 telur per hari dengan viabilitas 96%. Pada fase perkembangan awal, larva memiliki makanan yang cukup. Pada perkembangan selanjutnya, larva Toxorhynchites splendens yang berada pada area dan jumlah pakan yang terbatas akan memangsa jentik nyamuk lain hingga habis, dan ketika kelaparan akan terjadi kanibalisme, di mana jentik-jentik tersebut akan saling memakan satu sama lain. Menurut Donald et al. (2020), instar dari semua spesies Toxorhynchites sp. merupakan predator yang rakus dan akan memangsa larva atau organisme air lain yang berukuran sama yang berbagi sumber air yang sama seperti larva Chironomidae, Tipuloidea, nimfa capung, dan cacing air. Larva Toxorhynchites sp. selama masa pendewasaannya, satu larva dapat mengkonsumsi hingga 5.000 larva mangsa.
REFERENSI
Maksum, T., S., Tomia, A., & Nurfadilah, A., R. 2024. Entomologi dan Pengendalian Vektor Penyakit. Sukoharjo: Tahta Media Grup.
Donald, C., L., Siriyasatien, P. & Kohl, A. 2020. Toxorhynchites Species: A Review of Current Knowledge. Insect, 11(1), pp.1-17.
Kendie, F., A. 2020. Potential Biological Control Agents Against Mosquito Vector in the Case of Larvae Stage: A Review. World News of Natural Sciences, 28(1), pp.34-50.
Rawal, D. 2019. A Review on Different Strategies Used for Biological Control of Mosquitoes. International Journal of Mosquito Research, 6(5), pp.41-43.
Muhamat, Hadisusanto, S., Umniyati, S., R. & Soesilohadi, R., C., H. Dynamics of Toxorhynchites splendens Population in the Larval Phase at a Rubber Plantation in Banjarbaru, South Kalimantan, Indonesia. Biodiversitas, 22(11), pp.4915-4922.
Schiller, A., Allen, M., Coffey, J., Fike, A. & Carballo, F. 2019. Updated Methods for the Production of Toxorhynchites rutilus septentrionalis (Diptera, Culicidae) for Use as Biocontrol Agent Against Container Breeding Pest Mosquitoes in Harris County, Texas. Journal of Insect Science, 19(2), pp.1–6.