Pengendalian Nyamuk Aedes aegypti Penular Virus Dengue Penyebab Demam Berdarah Menggunakan Bakteri Wolbachia
Pengendalian Nyamuk Aedes aegypti Penular Virus Dengue Penyebab Demam Berdarah Menggunakan Bakteri Wolbachia
Nyamuk, salah satu serangga yang sering meresahkan masyarakat. Sudah banyak sekali laporan menyatakan bahwa nyamuk dapat menyebabkan penyakit berbahaya di tubuh manusia. Penyakit demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Sejauh ini, upaya pencegahan infeksi virus dengue masih terbatas pada pengendalian vektornya. Pengendalian vektor pembawa virus dengue adalah dengan pemberantasan sarang nyamuk dan aplikasi insektisida untuk mengurangi populasi vektor yang berdampak pada terjadinya resistensi. Cara lain untuk mencegah penyebaran virus dengue melalui nyamuk Aedes aegypti adalah dengan cara memanfaatkan endosimbion nyamuk dan bakteri Wolbachia.
Menurut Saraswati et al. (2023), pada awalnya Wolbachia pertama kali ditemukan di jaringan reproduksi nyamuk Culex pipienes. Berdasar hasil penelitian, bakteri ini secara alami ditemukan dalam 66% spesies serangga dan juga pada arthropoda lain, seperti tungau, laba-laba, kalajengking, dan isopoda, serta nematoda filaria.
Menurut Somia et al., (2023). Wolbachia merupakan bakteri endosimbiotik yang hidup di dalam sel banyak arthropoda termasuk nyamuk. Bakteri ini memberikan berbagai manfaat bagi inang serangga mereka, seperti resistensi terhadap virus dan perlindungan terhadap parasitoid.
Bakteri Wolbachia dapat menyebabkan berbagai kelainan reproduksi, seperti ketidakcocokan sitoplasma, distorsi rasio jenis kelamin, partenogenesis, dan feminisasi genetika pada inang serta mengurangi masa hidup serangga inangnya. Strain Wolbachia tertentu juga dapat mengurangi lama hidup nyamuk dewasa, mempengaruhi reproduksi nyamuk, dan menghambat perkembangbiakan virus dengue dalam tubuh inangnya (Saraswati et al., 2023).
Endosimbion yang terbentuk secara alami antara nyamuk dan bakteri ini dapat diturunkan secara maternal dan mampu menyebabkan perubahan reproduksi yang berbeda pada inangnya untuk meningkatkan penularannya ke generasi berikutnya (Saputra et al., 2020). Bakteri Wolbachia merupakan bakteri gram negatif intraseluler yang dapat bertahan hidup dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti yang dapat menghambat proliferasi sel nyamuk sehingga memperpendek umur dan kemampuannya dalam menghisap darah. Bakteri Wolbachia juga mampu menginduksi ketidakcocokan sitoplasma, mengakibatkan nyamuk jantan terinfeksi Wolbachia tidak mampu menghasilkan keturunan jika kawin dengan nyamuk betina yang tidak terinfeksi (Firdausi et al., 2021).
Menurut Kemenkes Ditjen P2P, Wolbachia dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti dapat menurunkan replikasi virus dengue sehingga dapat mengurangi kemampuan nyamuk tersebut sebagai penular virus dengue. Kompetisi untuk mendapatkan makanan antara bakteri Wolbachia dan virus dengue merupakan mekanisme yang sangat penting karena ketika virus dengue kekurangan nutrisi maka virus ini akan kesulitan untuk bereplikasi.
Masih banyak sekali masyarakat yang khawatir akan adanya nyamuk ber-wolbachia ini karena dirumorkan bahwa bakteri ini dapat ditularkan juga ke tubuh manusia. Pada kenyataannya transmisi Wolbachia tidak mudah. Wolbachia tidak mungkin hidup di lingkungan di luar tubuh nyamuk yang menjadi inangnya karena bakteri ini tidak dapat bertahan hidup di luar sitoplasma sel inang. Ketika nyamuk inang mati, bakteri Wolbachia yang berada di dalam tubuhnya juga ikut mengalami degradasi. Bakteri Wolbachia tidak menginfeksi manusia atau vertebrata lain dan tidak menyebabkan manusia atau hewan menjadi sakit. Wolbachia tidak menular pada spesies lain dan hanya dapat diturunkan dari generasi ke generasi secara vertikal melalui telur (Saraswati et al., 2023).
Informasi mengenai perkembangan nyamuk Wolbachia dari berbagai negara dapat diakses di website berikut: https://www.worldmosquitoprogram.org/
REFERENSI
Firdausi, R., I., Bestari, R., C., Dewi, L., M. & Nurhayani. 2021. Peran Bakteri Wolbachia Terhadap Pengendalian Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) Aedes aegypti. University Research Colloquium, pp.153-521.
Saputra, F., R., Wahid , I., Sjahril, R., Syafruddin, D., Rani, S. & Bahar, B. 2020. New Evidence of The Presence of Wolbachia sp. in Aedes aegypti alongside Aedes albopictus from Makassar. Jurnal Vektor Penyakit, 14(2), pp.113-118.
Saraswati, U., Supriyati, E., Rahayu, A., Rovik, A., Kurniasari, I., Hermantara, R. Kumalawati, D., A., Daniwijaya, E., W., Fitriana, I., Pramuko, N., B., Indriani, C., Wardana, D., S., Tantowijoyo, W., Ahmad, R., A., Utarini, A. & Arguni, E. 2023. Kajian aspek keamanan nyamuk Aedes aegypti Linnaeus ber-Wolbachia di Yogyakarta, Indonesia. Jurnal Entomologi Indonesia, 20(2), pp.117-128.
Soman, E., S., Ullah, I., Alyahya, H., S. & Mahyoub, J., A. 2023. Identification of Wolbachia New Strains from Aedes aegypti Mosquitoes, the Vector of Dengue Fever in Jeddah Province. BMC Microbiology, 23(287), pp.1-9.
Website Ditjen P2P:
https://p2p.kemkes.go.id/yuk-mengenal-lebih-dekat-nyamuk-ber-wolbachia-pemberantas-dengue/
Website World Mosquito Program:
https://www.worldmosquitoprogram.org/
Author: Isnaeni Nur A.