Pemanfaatan Nematoda Entomopatogen Steinernema sp. sebagai Agen Pengendali Hayati untuk Mengendalikan Hama
Pemanfaatan Nematoda Entomopatogen Steinernema sp. sebagai Agen Pengendali Hayati untuk Mengendalikan Hama
Nematoda patogen serangga merupakan salah satu agen pengendali hayati yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam upaya mengendalikan hama. Kemampuan nematoda ini dalam mencari inang dan membunuh hama sasaran menjadikannya pilihan yang menarik dan sebagai agen pengendali hayati. Banyak sekali jenis nematoda entomopatogen yang dapat digunakan sebagai pengendali hama, contohnya adalah Steinernema feltiae dan Steinernema carpocapsae.
Nematoda patogen serangga adalah agen pengendali hayati yang sangat potensial untuk dikembangkan. Kemampuannya dalam mencari inang dan membunuh hama sasaran membuat agen pengendali hayati ini banyak dibudidayakan. Nematoda patogen serangga ini bersimbiosis dengan bakteri dalam proses infeksi terhadap inangnya. Genus Steinernema, misalnya, bersimbiosis dengan bakteri Xenorhabdus spp. Dalam mekanismenya, bakteri simbion ini menghasilkan protein autoimun yang membantu nematoda mengatasi sistem pertahanan inang serta mengeliminasi antimikroba lain yang menjadi pesaingnya (Hendarti et al., 2023).
Menurut Sari & Wagiyana (2023), nematoda entomopatogen adalah organisme yang bersifat antagonis terhadap serangga sasaran dan memiliki mekanisme berupa penetrasi ke dalam tubuh serangga melalui lubang-lubang alami seperti mulut, anus, spirakel, dan kutikula. Setelah masuk ke dalam tubuh inang, nematoda entomopatogen akan melepaskan bakteri simbion yang bersifat toksik, yang dapat merusak jaringan inang sehingga menyebabkan kematian hama sasaran.
Nematoda patogen serangga bekerja sama dengan bakteri simbion, Xenorhabdus spp., untuk mengatasi sistem pertahanan inang dan bersaing dengan mikroba lain. Xenorhabdus spp. menghasilkan senyawa antimikroba luas, termasuk peptida antimikroba, poliketida, enzim protease, dan eksoenzim hidrolitik setelah nematoda menginfeksi inang. Nutrisi dari jaringan inang yang terdegradasi mendukung pertumbuhan dan perkembangan Nematoda patogen serangga serta bakteri simbion, memungkinkan beberapa generasi berkembang. Ketika sumber nutrisi habis dan populasi nematoda patogen serangga sudah penuh, nematoda juvenil infektif akan keluar dan mencari inang baru.
Nematoda patogen sudah terbukti dapat mengendalikan serangga. Menurut penelitian Siahaan et al. (2015), menunjukkan bahwa genus nematoda Steinernema sp. dapat menembus dan menginfeksi larva, pupa, dan imago H. hampei yang berada dalam buah kopi segar maupun yang jatuh ke tanah di kebun kopi yang diuji. Menurut penelitian Hendarti et al. (2023), nematoda Steinernema sp. juga dapat digunakan sebagai media pengendali populasi rayap tanah.
Referensi
Hendarti,I., Paster, A. & Malik, A., F. 2023. Patogenisitas Nematoda Patogen Serangga (Steinernema carpocapsae) Asal Tanah Gambut Terhadap Rayap Tanah (Coptotermes curvignathus). Jurnal Pertanian Agros, 25(4), pp.3612-3618.
Siahaan, I., R., T., U., Tobing, M., C. & Lisnawita. 2015. Pemanfaatan Nematoda Entomopatogen Steinernema sp. Isolat Lokal Terhadap Moralita Penggerek Buah kopi, H. hampei Ferr. di Lapangan. Jurnal Pertanian Tropik, 2(3), pp.286-291.
Sari, I., Y., H. & Wagiyana. 2023. Efektivitas Isolat Nematoda Entomopatogen Steinernema sp. Produksi PPAH Kabupaten Kediri terhadap Mortalitas Larva Spodoptera frugiperda J. E. Smith. Berkala Ilmiah Pertanian, 6(3), pp.129-134.
Author: Isnaeni Nur A.
.