Insektisida Alami Ramah Lingkungan untuk Mengendalikan Lalat Rumah (Musca domestica)

 Insektisida Alami Ramah Lingkungan untuk Mengendalikan Lalat Rumah (Musca domestica



Gambar 1. Lalat rumah (Musca domestica)

Sumber gambar: antropocene.it

      Di permukiman, kehadiran lalat rumah (Musca domestica) seringkali menjadi masalah yang meresahkan. Selain mengganggu kenyamanan, lalat juga dapat menjadi hewan perantara penyakit (vektor) berbahaya bagi manusia. Menurut Piri et al. (2022), insektisida alami atau nabati merupakan insektisida yang berbahan dasar dari tumbuhan dan memiliki kandungan senyawa aktif yang dapat bersifat racun. Dibandingkan dengan insektisida kimia yang berisiko bagi kesehatan manusia dan lingkungan, insektisida alami menawarkan solusi yang ramah lingkungan tanpa mengorbankan efektivitas. Dalam upaya mengendalikan populasi lalat, penggunaan insektisida alami menjadi pilihan yang semakin diminati karena bahannya sangat mudah didapatkan disekitar kita. Penggunaan insektisida alami seperti yang diambil dari bagian tanaman  juga lebih ekonomis karena harga bahannya terjangkau atau tumbuh liar di pekarangan rumah. Pembuatan insektisida alami juga sangat mudah sehingga dapat dilakukan oleh siapapun tanpa peralatan atau bahan khusus yang sulit untuk dicari. 

Gambar 2. Daun Pepaya

Sumber gambar: iStock

             Tumbuhan pepaya merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki potensi untuk dapat digunakan sebagai insektisida nabati terutama di bagian daunnya karena mengandung senyawa toksik bagi serangga yaitu saponin, alkaloid, karpain, papain, dan flavonoid. Sifat toksik senyawa pada ekstrak daun pepaya terhadap serangga dapat berbentuk antifeedant atau penghambat makan, repellent atau penolak, mengganggu perkembangan dan reproduksi serta menyebabkan kematian. Kematian lalat rumah tidak terjadi segera setelah kontak dengan ekstrak, namun terjadi secara perlahan-lahan. Gejala awal saat lalat rumah terpapar ekstrak daun pepaya yaitu lalat menjadi kurang aktif bergerak (Piri et al., 2022). 

Gambar 3. Daun Sirsak

Sumber gambar: iStock

           Tumbuhan sirsak terutama daunnya juga mengandung saponin dan flavonoid yang berguna sebagai insektisida. Hasil penelitian menunjukkan jika aroma suatu senyawa juga berpengaruh dalam pengendalian lalat rumah. Penggunaan daun sirsak sebagai insektisida dapat menjadi solusi alami yang efektif dalam mengendalikan populasi lalat rumah. Dengan memanfaatkan aroma senyawa alami yang terdapat dalam daun sirsak, dapat menciptakan lingkungan yang tidak disukai oleh lalat, sehingga membantu mengurangi jumlah mereka secara efektif (Ahyanti & Yushananta, 2023). Penyebab kematian lalat rumah dikarenakan daun sirsak yaitu karena memiliki kandungan senyawa acetogenin yang dikeluarkan dalam bentuk aroma dan memberi efek antifeedant sehingga lalat rumah tidak bernafsu untuk makan. Selain itu juga senyawa acetogenin dapat mengganggu pernapasan dan sistem saraf serangga. Untuk mencegah adanya serangan populasi lalat rumah, daun sirsak dapat diekstrak untuk diambil sarinya kemudian disemprotkan ke arena yang banyak terdapat lalat (Zega & Fau, 2021). 

Gambar 4. Tanaman Jeruk Nipis

Sumber gambar: GreenSouq

       Tanaman yang berasal genus Citrus merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang merupakan suatu substansi alami yang memiliki efek sebagai repelen serangga. Minyak atsiri yang dihasilkan oleh tumbuhan anggota Citrus terdapat pada pada daun, tidak hanya pada buahnya saja. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan salah satu jenis tumbuhan Citrus yang mengandung bahan pestisida nabati. Minyak atsiri dalam daun jeruk nipis dapat dimanfaatkan untuk pembuatan lilin penolak lalat rumah, karena sifat dari minyak atsiri yang mudah menguap dan terbakar. Lilin aromatik ekstrak daun jeruk nipis dapat digunakan secara langsung untuk menurunkan populasi lalat karena aroma ekstrak daun jeruk nipis dapat mengganggu sistem saraf pusat lalat, sehingga lalat menjauhi area sekitar lilin. Mekanisme pembasmian lalat rumah menggunakan lilin ekstrak daun jeruk nipis tersebut melalui saluran pernapasan. Kandungan minyak atsiri dalam ekstrak daun jeruk nipis yang terbakar akan membentuk partikel mikro dan melayang di udara dan masuk ke dalam saluran pernafasan lalat rumah melalui trakea (Rika & Karmini, 2018). 

     Kandungan senyawa yang terkandung di dalam insektisida alami memang memerlukan beberapa tahapan untuk dapat membunuh serangga seperti lalat rumah. Sistem respirasi berupa spirakel yang terdapat di permukaan jika senyawa flavonoid masuk ke dalam tubuh serangga sehingga  menyebabkan kelayuan atau kelemahan pada saraf sehingga menyebabkan kerusakan pada spirakel yang dapat membuat serangga tidak bisa bernapas dan akhirnya mati. Senyawa alkaloid mempengaruhi kerja dari otot-otot serangga secara langsung, serangga akan membutuhkan banyak oksigen yang kemudian diikuti dengan kelumpuhan dan pada akhirnya menyebabkan kematian pada serangga sedangkan senyawa saponin masuk kedalam tubuh serangga melalui dinding tubuh dan bersifat racun. Enzim papain dapat masuk melalui lubang-lubang alami dari tubuh serangga, dimana racun akan menyebar ke seluruh tubuh dan menyerang sistem saraf (Piri et al., 2022). 


REFERENSI

Ahyanti, M. & Yushananta, P. 2023. Kandungan Saponin dan Flavonoid pada Tanaman Pekarangan serta Potensinya Sebagai Bioinsektisida Lalat Rumah (Musca domestica). Jurnal Kesehatan Lingkungan Ruwa Jurai, 17(1), pp.31-43. 

Piri, M., Sumampouw, H., M., Moko, E., M., Kamagi, D., W. & Lawalata, H., J. 2022. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) Sebagai Insektisida Alami Lalat Rumah (Musca domestica). Jurnal Bios Logos, 12(2), pp.114-121. 

Rika, W. & Karmini, M. 2018. Perbedaan Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Dalam Bentuk Lilin Aromatik terhadap Jumlah Lalat Rumah (Musca domestica) yang Tertolak. Jurnal Riset Kesehatan POLTEKKES DEPKES Bandung, 10(1), pp.9-14. 

Zega, U. & Fau, A. 2021. Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) sebagai Insektisida Alami dalam Membasmi Lalat Rumah (Musca domestica). Jurnal Education and development, 9(2), pp.616-620. 





Author: Isnaeni Nur A.