Analisis Dampak Penempatan Tanaman Hias Terlalu Berdekatan dengan Tembok terhadap Kehadiran Nyamuk di Lingkungan Pekarangan

Analisis Dampak Penempatan Tanaman Hias Terlalu Berdekatan dengan Tembok terhadap Kehadiran Nyamuk di Lingkungan Pekarangan

       Peningkatan populasi nyamuk telah berubah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius. Selain mengganggu masyarakat umum, proliferasi nyamuk meningkatkan kemungkinan penyebaran beberapa penyakit menular berbahaya. Ruang hidup, yang termasuk menempatkan tanaman hias terlalu dekat dengan dinding, adalah salah satu elemen yang dianggap mempengaruhi populasi nyamuk. Terutama di halaman, menempatkan tanaman hias terlalu dekat dengan dinding dapat memiliki dampak signifikan pada jumlah aktivitas nyamuk. Hal ini terkait dengan kemungkinan bahwa tanaman dapat berfungsi sebagai tempat pembiakan nyamuk di samping elemen mikroekologis yang dapat mempengaruhi perilaku nyamuk.

        Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan sejak dini, dimulai dari diri kita sendiri dan terus ke luar. Hal ini termasuk menciptakan pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik, menyingkirkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk seperti tempat-tempat gelap, menyingkirkan genangan air yang dapat menjadi tempat berkembang biak, dan menggunakan tanaman di sekitar rumah sebagai larvasida alami untuk menangkal nyamuk demam berdarah (Budiasih, 2011).

        Peningkatan populasi nyamuk telah berubah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius. Selain mengganggu masyarakat umum, proliferasi nyamuk meningkatkan kemungkinan penyebaran beberapa penyakit menular berbahaya. Ruang hidup, yang termasuk menempatkan tanaman hias terlalu dekat dengan dinding, adalah salah satu elemen yang dianggap mempengaruhi populasi nyamuk. Terutama di halaman, menempatkan tanaman hias terlalu dekat dengan dinding dapat memiliki dampak signifikan pada jumlah aktivitas nyamuk. Hal ini terkait dengan kemungkinan bahwa tanaman dapat berfungsi sebagai tempat pembiakan nyamuk di samping elemen mikroekologis yang dapat mempengaruhi perilaku nyamuk (Sumampouw, 2019).

Gambar 1.1 Penempatan tanaman hias yang kurang baik terhadap kehadiran nyamuk 

        Berdasarkan gambar yang disajikan, Menurut foto-foto, ada tanaman yang ditempatkan di samping dinding ruangan di satu area perumahan. Semut, ular, dan nyamuk hanyalah beberapa makhluk yang dapat ditarik dengan menempatkan tanaman ini dekat dengan permukaan dinding. Busur adalah semak-semak dengan daun yang saling berdekatan yang menghalangi sinar matahari dan meningkatkan kelembaban. Pengamatan lapangan mengidentifikasi sejumlah variabel, termasuk keberadaan vegetasi, reservoir air terbuka, perilaku masyarakat, dan lain-lain, yang berkontribusi pada peningkatan kasus yang ketara. Bushes menyediakan tempat bersembunyi alami untuk nyamuk di dekat rumah, meningkatkan kemungkinan bahwa nyamuk Aedes aegypti dapat menemukan jalan mereka ke rumah dan ke lingkungan manusia, meningkatkan risiko DBD (Masruroh et al., 2016).
        Di sisi lain, beberapa tanaman dapat diproses atau digunakan secara keseluruhan atau sebagian untuk membuat pengusir serangga. Di antara tanaman tersebut adalah Sereh, Geranium, Zodia, dan Lavender, yang saat ini digunakan sebagai komponen utama dalam losion pengusir nyamuk (Yanuar & Arda, 2007). Menggunakan tanaman sebagai insektisida lebih sering dikenal dengan istilah berkebun sayur. Karena residu, atau sisa bahan kimia dari suatu produk, mudah hilang, pestisida nabati atau alami menggunakan senyawa nabati yang mudah terurai di lingkungan, tidak mencemari lingkungan, dan umumnya aman bagi manusia dan ternak peliharaan. Admadi H (2009) juga menambahkan bahwa, Insektisida alami dapat ditemukan di berbagai tanaman dan komponennya, termasuk daun, bunga, biji, batang, rimpang, dan umbi. Karena semua komponen tersebut berasal dari tanaman, jelas bahwa, jika digunakan sesuai petunjuk, senyawa insektisida tidak akan memiliki efek samping yang berbahaya bagi konsumen.
        Beberapa tanaman yang telah terbukti mengandung senyawa yang dapat membantu mengusir dan menghentikan penyebaran nyamuk demam berdarah dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Tanaman-tanaman tersebut adalah daun zodia, daun alpukat, daun salam, babadotan, sambiloto, daun mint, dan umbi lengkuas. Tanaman-tanaman tersebut dapat diekstrak menjadi ramuan insektisida dan digunakan sebagai pengganti bahan kimia pada obat nyamuk elektrik. Zat aktif yang terkandung di dalam tanaman-tanaman tersebut antara lain flavonoid, tanin, saponin, alkaloid, dan terpenoid (Aseptianova, 2015).





REFERENSI

Aseptianova. 2015. Pemanfaatan Tanaman Sebagai larvasida Alami terhadap Nyamuk Penyebab Demam Berdarah (Aedes aegypti, L.). Palembang; Universitas Muhammadiyah Palembang

Budiasih, Kun Sri. 2011. Pemanfaatan Beberapa Tanaman yang Berpotensi Sebagai Bahan Anti Nyamuk. Artikel. Yogyakarta: Pendidikan Kimia Fakultas MIPA UNY.

Masruroh, L., Wahyuningsih, N. E., & Dina, R. A. 2016. Hubungan faktor lingkungan dan praktik pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Ngawi. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 4(4), 992-1001.

Sumampouw, O.J. 2019. Perubahan Iklim dan Kesehatan Masyarakat. CV. Deepublish. Yogyakarta.

Yanuar, A. F., & Arda, B. 2007. Peran Tanaman Aromatik dalam Pengendalian Nyamuk. Jurnal Pengendalian Nyamuk, 12(2), 45-56.





Author : Fuad Kamaludin




.